Profil Desa Tegeswetan

Ketahui informasi secara rinci Desa Tegeswetan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Tegeswetan

Tentang Kami

Desa Tegeswetan di Kepil, Wonosobo, merupakan pusat UMKM dan kesenian tradisional yang dinamis. Dikenal dengan produk rengginang dan kerajinan bambu, desa ini aktif melestarikan budaya kuda kepang dan lengger sambil memajukan ekonomi kerakyatan.

  • Pusat UMKM yang Beragam

    Tegeswetan menjadi rumah bagi berbagai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), mulai dari produsen rengginang, tape singkong, gula jawa, hingga pengrajin bambu yang menjadi tulang punggung ekonomi lokal.

  • Benteng Pelestarian Seni Tradisional

    Desa ini secara aktif menjaga warisan budaya melalui grup kesenian yang mapan, seperti Kuda Kepang, Lengger, dan Rebana, yang rutin tampil dalam berbagai acara desa.

  • Inovasi Ekonomi Berbasis Komunitas

    Adanya upaya kolaboratif antara warga, pemerintah desa, dan akademisi untuk meningkatkan kualitas produk UMKM melalui perbaikan pengemasan, branding, dan pemasaran digital.

XM Broker

Desa Tegeswetan, yang berlokasi strategis di Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo, menampilkan wajah sebuah desa yang dinamis, di mana semangat kewirausahaan berpadu erat dengan kekayaan seni dan budaya. Jauh dari ketergantungan pada satu sektor tunggal, desa ini membangun kekuatannya di atas fondasi ekonomi kerakyatan yang beragam, mulai dari industri makanan ringan seperti rengginang hingga kerajinan bambu yang artistik. Di tengah geliat ekonomi tersebut, masyarakatnya tetap teguh merawat warisan leluhur melalui sanggar-sanggar kesenian tradisional yang terus hidup dan berkembang.

Geografi dan Demografi Desa Tegeswetan

Secara geografis, Desa Tegeswetan menempati posisi yang relatif datar dan subur di Kecamatan Kepil, menjadikannya lahan yang ideal untuk pertanian. Berdasarkan data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam publikasi "Kecamatan Kepil Dalam Angka 2023", Desa Tegeswetan memiliki luas wilayah sebesar 1,48 km² atau setara dengan 148 hektare. Wilayah ini dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat untuk lahan persawahan, perkebunan, dan permukiman.Batas-batas administratif Desa Tegeswetan meliputi:

  • Berbatasan dengan Desa Kalipuru dan Desa Warangan

  • Berbatasan dengan Desa Gondowulan

  • Berbatasan dengan Desa Kepil

  • Berbatasan dengan Desa Tegalgot

Pada akhir tahun 2022, jumlah penduduk Desa Tegeswetan tercatat sebanyak 2.427 jiwa. Dengan luas wilayah yang ada, desa ini memiliki kepadatan penduduk sekitar 1.640 jiwa per kilometer persegi, menjadikannya salah satu desa dengan populasi yang cukup padat di kecamatannya. Komposisi penduduk yang dinamis ini menjadi modal sosial yang besar dalam menggerakkan roda perekonomian dan kegiatan sosial kemasyarakatan di desa.

Denyut Ekonomi dari Tangan-Tangan Terampil UMKM

Tulang punggung perekonomian Desa Tegeswetan ialah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang tumbuh subur dan beragam. Sektor ini digerakkan oleh keterampilan dan keuletan warga lokal, terutama para ibu rumah tangga dan pemuda, dalam mengolah hasil bumi menjadi produk bernilai jual. Salah satu produk yang paling menonjol dari desa ini ialah rengginang. Makanan ringan berbahan dasar beras ketan ini diproduksi oleh sejumlah unit usaha rumahan dan telah menjadi oleh-oleh khas yang dikenal di lingkungan sekitar.Selain rengginang, produk olahan makanan lain seperti tape singkong dan gula jawa juga banyak diproduksi oleh warga. Produk-produk ini tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar lokal, tetapi juga menjadi sumber pendapatan harian yang vital bagi banyak keluarga. Di samping industri kuliner, Tegeswetan juga dikenal sebagai salah satu sentra kerajinan bambu. Para pengrajin di desa ini mahir membuat berbagai produk anyaman bambu, seperti besek (wadah makanan tradisional), tampah, dan perabotan rumah tangga lainnya yang memiliki nilai fungsional sekaligus artistik.Meskipun potensi UMKM ini sangat besar, tantangan utama yang dihadapi ialah dalam hal pengemasan, branding, dan pemasaran. Banyak produk masih dijual dalam kemasan sederhana tanpa merek yang kuat. Menyadari hal ini, berbagai upaya telah dilakukan, termasuk melalui kolaborasi dengan mahasiswa KKN dari berbagai universitas. Program-program pendampingan difokuskan pada inovasi desain kemasan, pembuatan logo produk, dan pengenalan strategi pemasaran digital melalui media sosial dan platform e-commerce. Tujuannya jelas: mengangkat produk lokal agar dapat bersaing di pasar yang lebih luas dan meningkatkan kesejahteraan para pelaku UMKM.

Jantung Kebudayaan: Panggung Seni Tradisional yang Terus Hidup

Di tengah kesibukan ekonomi, masyarakat Desa Tegeswetan tidak pernah melupakan akarnya. Desa ini merupakan sebuah panggung kebudayaan, di mana berbagai kesenian tradisional terus dilestarikan dan diregenerasikan kepada kaum muda. Kesenian menjadi sarana ekspresi, perekat sosial, sekaligus identitas yang membanggakan bagi warga.Salah satu ikon kesenian di Tegeswetan ialah Kuda Kepang, yang juga dikenal dengan nama Jaranan Kepang. Grup kesenian ini secara rutin berlatih dan sering kali tampil dalam berbagai perayaan desa, seperti merti dusun, acara hajatan warga, hingga festival budaya tingkat kecamatan. Keberadaan grup ini menunjukkan bahwa seni pertunjukan rakyat masih memiliki tempat istimewa di hati masyarakat.Selain Kuda Kepang, desa ini juga memiliki grup kesenian Lengger, tarian khas dari wilayah Wonosobo dan Banyumas yang enerjik dan penuh makna. Tarian ini biasanya dipentaskan oleh penari perempuan dengan iringan musik gamelan. Tidak hanya itu, nuansa religius juga kental terasa melalui aktivitas grup-grup Rebana atau Sholawatan yang aktif di berbagai musala dan masjid. Keberagaman seni budaya ini menunjukkan kekayaan khazanah lokal dan menjadi daya tarik tersendiri bagi Desa Tegeswetan.

Pertanian Sebagai Fondasi Penopang Kehidupan

Sebagai desa agraris, sektor pertanian tetap menjadi fondasi utama yang menopang kehidupan sebagian besar masyarakat Tegeswetan. Lahan persawahan yang subur menghasilkan padi sebagai komoditas utama untuk ketahanan pangan lokal. Di samping padi, banyak petani juga membudidayakan tanaman palawija seperti jagung dan umbi-umbian sebagai sumber pendapatan alternatif.Perkebunan salak juga menjadi salah satu andalan pertanian di desa ini. Rasa salak dari Wonosobo yang khas menjadi favorit banyak orang, dan Tegeswetan turut berkontribusi dalam pasokan komoditas ini. Hasil-hasil pertanian ini tidak hanya dijual mentah, tetapi juga menjadi bahan baku utama bagi industri UMKM di desa, menciptakan sebuah siklus ekonomi yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Sinergi antara pertanian dan UMKM inilah yang membuat struktur ekonomi desa menjadi lebih kuat dan berdaya tahan.

Pemerintahan Desa dan Visi Pembangunan ke Depan

Pemerintah Desa Tegeswetan memainkan peran krusial sebagai motor penggerak dan fasilitator pembangunan. Dengan dukungan Dana Desa dan sumber pendapatan lainnya, pemerintah desa fokus pada pembangunan infrastruktur dasar seperti perbaikan jalan, saluran irigasi, dan fasilitas umum lainnya untuk menunjang aktivitas ekonomi dan sosial warga.Visi pembangunan desa ke depan diarahkan pada penguatan kapasitas UMKM dan pengembangan potensi desa secara berkelanjutan. Kolaborasi dengan pihak eksternal, seperti institusi pendidikan dan dinas terkait, terus dijalin untuk membawa inovasi dan pengetahuan baru kepada masyarakat. Pemberdayaan kelompok perempuan melalui PKK dan keterlibatan pemuda lewat Karang Taruna menjadi strategi utama dalam setiap program pembangunan. Dengan semangat gotong royong dan fondasi ekonomi-budaya yang kokoh, Desa Tegeswetan optimis menatap masa depan sebagai desa yang mandiri, berdaya saing, dan berakar kuat pada identitas budayanya.